Selain seorang penyair besar dan aktor panggung, W.S. Rendra rupanya dikenal pula sebagai cerpenis andal dan produktif di era 1950-1960-an. Saat itu ia masih muda, tak heran bila cerpen-cerpennya terasa begitu segar, dinamis, bebas, hidup, dan penuh daya pukau. Sebagai pemuda, tema cinta teramat dekat dengan hidup Rendra. Sebagian besar cerpen di dalam buku ini pun berkisah tentang cinta muda-…
jikalau malam selayak bualan, tentang bulan mengawang tentang puisi dan bayang-bayang. rindu berkendara angin. angin terdampar parau di punggung awan. teranngkumlah semua ke kanvas langit: bintang-bintang yang ternyata ilusi, hati sempit pula berdenyut, pula jagat yang masygul. malam ialah wajah-wajah kaku dan deretan simbol digital, yang bercinta dengan buih kopi, belitan angka, dan guratan le…